Apa Itu Autoimmune SLE? Ketahui Gejala dan Penyebabnya Berikut Ini
Sumber: Jawaban.com

Health / 21 April 2023

Kalangan Sendiri

Apa Itu Autoimmune SLE? Ketahui Gejala dan Penyebabnya Berikut Ini

Bella Tiurma Official Writer
1411

Autoimmune SLE (Systemic Lupus Erythematosus) atau biasa dikenal dengan sebutan Lupus dan dikenal juga sebagai “Penyakit 1.000 wajah”, adalah salah satu penyakit autoimun reumatik yang bersifat sistematik. Dimana penyakit ini disebabkan oleh gangguan sistem pertahanan tubuh akibat sistem imun yang tidak berfungsi dengan normal sehingga menyerang sel-sel tubuh dan kerusakan organ tubuh. 

Autoimmune SLE menjadi banyak diperbincangkan oleh masyarakat usai mendengar kabar dari salah satu penyanyi terkenal di Indonesia Isyana Saravasti telah didiagnosis terkena penyakit autoimmune. 

Secara umum, penyakit autoimun merupakan penyakit yang diakibatkan karena adanya gangguan sistem imun dan hilangnya kemampuan untuk membedakan antara “self” dan “nonself”. Penyakit ini juga ditandai dengan produksi antibodi pada jaringan tubuh secara berlebihan, sehingga menyebabkan proses peradangan dan kerusakan pada jaringan tubuh. 

Baca Juga : Nggak Cuma Lupus, Yuk Kenalan Sama Sindrom Autoimun Ini!

Penyebab Autoimmune SLE 

Penyebab autoimmune SLE ini belum diketahui pasti, dimana sering dikaitkannya dengan kombinasi dari faktor genetik, hormon dan lingkungan. Namun, yang perlu diperhatikan autoimmune SLE dapat muncul dipicu oleh paparan sinar matahari, infeksi, ataupun karena obat-obatab tertentu. 

1. Faktor Genetik 

Tingkat risiko terkena autoimmune SLE dapat terjadi karena adanya anggota keluarga yang terinfeksi. Dimana variasi genetik yang dapat mempengaruhi respon kekebalan tubuh bisa saja diwariskan pada keturunannya. 

Pada kebanyakan kasus, orang-orang yang terjangkit autoimmune SLE ini memiliki riwayat keluarga yang terkan penyakit yang sama dan didapatkan hasil tes DNA autoimmune yang positif. Tetapi dalam beberapa kasus, faktor genetik tidak akan selalu memicu kondisi autoimmune. 

2. Hormon 

Pada kasus yang ditemukan secara umum lebih banyak menyerang wanita. Hal ini dikarenakan hormon estrogen yang terdapat pada wanita dikenal sebagai immuno-enhanching. Dimana jika sistem imun pada wanita menyerang balik tubuhnya akan lebih mudah mengalami penyakit autoimmune. 

3. Lingkungan 

Faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari, asap rokok, infeksi virus tertentu, dan sebuah pengobatan juga dapat meningkatkan risiko terjangkitanya penyakit autoimun. Zat-zat yang diterima tubuh menajdi pemicu sebuah proses peradangan yang nantinya dapat mendorong pembentukan auto-antibodi. Pada akhirnya antibodi yang terbentuk bisa menyerang balik jaringan tubuh sendiri. 

Baca Juga : Gaya Hidup yang Sebaiknya Dijalani Penderita Lupus

Kriteria Gejala Autoimmune SLE 

Berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan, gejala autoimmune SLE menurut ACR tahun 1997 terbagi menjadi beberapa kriteria dan laboratoris yang menjadi dasarnya. 

1. Kriteria untuk kelainan kulit 

Kriteria ini dapat terlihat dari kemerahan pada permukaan kulit, pada area kulit yang lebih dalam, fotosensitivitas, dan oral ulcer atau ulkus di mulut. 

2. Kriteria kelainan sistemik 

Adanya peradangan pada sendi jari tangan dan kaki disertai pembengkakan (artiritis), peradangan pada selaput paru, selaput jantung, dan selaput perut (serositis), kelainan ginjal, dan kelainan syaraf (neurologi).

Baca Juga : Gizi dan Nutrisi Yang Diperlukan Penderita Lupus

3. Kriteria laboratoris 

Pada kriteria laboratoris ini dapat dilihat dari adanya kelainan pada darah seperti pemecahan sel darah merah karena serangan sistem imun tubuh (anemia hemolitik), rendahnya sel darah putih (leukopenia atau limfopenia), dan rendahnya sel trombosit  dalam darah (trombositopenia). Selain itu juga dilihat dengan adanya kelainan imonologi yang ditemukannya melalui tes Anti-DsDNA [+], antiphospholipid antibodi [+], lupus anticoagulant [+], false positif  test sifilis, atau anti-Sm [+] dari darah pasien, dan bisa terlihat ketika melakukan ANA test [+]. 

Penyakit autoimmune SLE sangat memerlukan penanganan yang serius dari tim dokter ahli, karena banyaknya variasi klinis yang beragam. Sehingga semakin cepat ditemukan akan semakin cepat pula penanganan medis yang dapat dilakukan.

Sumber : kemenkes.go.id | alodokter.com | hellosehat.com
Halaman :
1

Ikuti Kami